Kenali, Pahami, dan Hindari Penjajah Privasi
Masih ingat kasus kebocoran data yang menimpa platform media sosial terpopuler di Indonesia – Facebook ? Tak hanya merugikan setiap pengguna yang datanya bocor, namun Facebook sendiri juga harus menderita kerugian yang cukup besar dan reputasi yang ternodai. Kebocoran data pengguna Facebook ini disinyalir tak hanya jatuh kepada pihak Cambridge Analytica, namun juga ke sebuah firma analis pihak ketiga yang mengumpulkan data pengguna melalui kuis kepribadian, CubeYou. Data-data ini kemudian diserahkan kepada pengiklan untuk menentukan target pasar yang lebih tepat.
Permasalahan ini mungkin dirasa sepele apabila data yang bocor hanya terkait informasi seperti nama, usia, gender, ketertarikan dan informasi umum lainnya. Namun, bayangkan apabila data yang bocor terkait dengan data-data sensitif seperti username dan password sebuah akun, nomor rekening, atau bahkan data kartu kredit. Data-data ini dapat disalahgunakan untuk berbagai tindakan yang tidak bertanggungjawab apabila jatuh ke tangan yang salah.
Oleh karena itu, topik Content Privacy ini sangat penting untuk kita, sebagai warganet zaman ini, perhatikan dan pelajari lebih lanjut. Berikut ini adalah beberapa cara untuk meningkatkan keamanan data-data pribadi Anda dari kebocoran :
1. Baca terlebih dahulu sebelum setuju
Berapa banyak dari Anda yang malas ketika disuguhi Syarat dan Ketentuan atau Kebijakan Privasi pada saat Anda membuat akun tertentu. Kebanyakan pasti dengan mudahnya langsung meng-klik ‘Saya Setuju’ tanpa membacanya terlebih dahulu. Kebiasaan inilah harus Anda rubah sejak dini karena bisa saja pada salah satu poin disebutkan hal-hal yang dapat mengganggu privasi Anda dan data Anda dapat disalahgunakan oleh pihak lain.
2. Gunakan password bervariasi
Apabila Anda menggunakan berbagai sosial media dan aplikasi internet lainnya, ada baiknya Anda menggunakan password yang bervariasi. Bayangkan saja apabila suatu saat Anda salah satu akun Anda diretas kemudian seluruh akun Anda dapat disusupi akibat penggunaan password yang sama. Selain itu, buat password yang tidak mudah ditebak dan dengan berbagai kombinasi karakter seperti huruh kapital dan angka. Hindari pula penggunaan tanggal lahir, nama dan password yang mudah ditebak seperti ‘password’ atau ‘12345’.
3. Seleksi aplikasi yang digunakan
Sebelum Anda membuat akun pada sebuah aplikasi pastikan bahwa aplikasi tersebut memiliki reputasi yang baik. Untuk beberapa aplikasi yang krusial seperti akun bank dan email, ada baiknya Anda memilih aplikasi yang menggunakan two step verification yang sudah banyak diterapkan saat ini untuk menambah proteksi akun Anda.
4. Pilih Antivirus yang berlisensi
Untuk melindungi data Anda lebih lagi, Antivirus yang handal sangat diperlukan. Penting juga Anda perhatikan untuk memilih antivirus yang berlisensi dan benar-benar dapat melindungi perangkat Anda dari berbagai virus dan malware.
5. Waspada Social Engineering
Social Engineering adalah fenomena manipulasi psikologis dari seseorang dalam melakukan aksi atau mengumpulkan suatu informasi rahasia yang biasa dilakukan via internet dan telepon. Salah satu metodenya adalah dengan menciptakan situasi palsu atau mendesak yang membujuk target untuk memberikan data atau informasi rahasia. Contoh yang paling sering ditemui seperti permintaan verifikasi data akun bank melalui telepon atau email atau ancaman penutupan akun jika tidak melakukan tindakan tertentu. Selain itu adapula yang dilakukan dengan menyisipkan virus pada sebuah lampiran email yang dapat menginfeksi perangkat target ketika dibuka. Untuk cara menghindari email phising baca artikel terkait di sini.
Lindungi data Anda sejak dini agar tidak menyesal di kemudian hari. Semoga Bermanfaat !